BPSMP SANGIRAN.INDONESIANA.7.7.2020
Jakarta –Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, telah melancarkan program Sandiwara Sastra. Ia adalah sebuah sandiwara radio yang menyampaikan karya sastra Indonesia dalam bentuk podcast. Apa yang menarik ialah, ia disampaikan oleh para seniman.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Anwar Makarim menyambut baik program tersebut. Menurutnya, sastera berperanan dalam memajukan budaya dan membentuk karakter bangsa.
“Sandiwara Sastra bukan hanya sebagai karya seni dan inovasi. Malah, ini adalah jalan untuk mengangkat pembacaan,” ujarnya.
Senada dengan hal tersebut, Direktur Jenderal Kebudayaan, Hilmar Farid amat menghargai komitmen untuk menghidupkan kembali karya sastera melalui para artis Indonesia.
“Dua puluh tahun lalu, sandiwara di radio mengalami cabaran dari media elektronik, televisyen dan akhirnya ia suram. Tapi sekarang secara tiba-tiba ada minat baru terhadap podcast, dan ternyata radio di daerah-daerah juga masih memainkan peranan yang sangat penting. Bagi saya ini tanda bahawa ada komitmen luar biasa dari para seniman untuk menghidupkan kembali karya sastera,” tambahnya.
Sandiwara Sastra merupakan kolaborasi antara Kemendikbud, Yayasan Titimangsa dan KawanKawan Media. Karya sastera ini dihasilkan oleh Happy Salma dan produser Yulia Evina Bhara, serta pengarah Gunawan Maryanto.
Para aktor dan aktris yang terlibat antara lain Adinia Wirasti, Ario Bayu, Arswendy Bening Swara, Asmara Abigail, Atiqah Hasiholan, Chelsea Islan, Chicco Jerikho, Christine Hakim, Eva Celia, Happy Salma dan Iqbaal Ramadhan.

Turut menyumbangkan suara mereka ialah Jefri Nichol, Kevin Ardilova, Lukman Sardi, Lulu Tobing, Marsha Timothy, Mathias Muchus, Maudy Koesnaedi, Najwa Shihab, Nicholas Saputra, Nino Kayam, Oka Antara, Pevita Pearce, Reza Rahadian, Rio Dewanto, Tara Basro, Vino G. Bastian dan Widi Mulia.
Program ini akan mengadaptasi 10 karya sastera Indonesia, yang di antaranya ialah Ronggeng Dukuh Paruk karya Ahmad Tohari; novel Helen dan Sukanta karya Pidi Baiq; cerpen Kemerdekaan karya Putu Wijaya dan cerpen Menunggu Herman karya Dee Lestari.
Sandiwara audio ini dapat didengarkan mulai Rabu, 8 Julai 2020 pukul 17.00 waktu Indonesia Barat melalui podcast audio @budayakita. Setiap episodnya berdurasi 30 minit dan masing-masing disampaikan oleh 3-4 artis yang akan berperanan sebagai narator.
Bagaimana di Malaysia? Apakah ada mana-mana persatuan penulis ingin mengatur pendekatan memperkenalkan karya para penulis melalui sandiwara sastera di radio. Barangkali Kota Buku boleh memulakan langkah untuk merealisasikannya.
Sumber: https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/
*Gambar Utama: Sandiwara Sastra ke udara mulai 8 Julai 2020. Pixcredit: republika.id